by

Sejak Anthon Mote Menjabat, Pelayanan RSUD Jayapura Tidak Sejalan Harapan

-Ragam-53 views

koranpemberitaankorupsi.com – Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura yang beralamat di Dok ll ini, sejak dipimpin oleh direktur Anthon Mote, telah banyak mengalami kemunduran.

Hal ini dibenarkan oleh beberapa orang tenaga kesehatan dan juga pegawai bidang SDM yang tidak ingin namanya dipublikasikan, saat ditemui di depan halaman rumah sakit pada Kamis (26/01/23)

Dikatakan, ada banyak alat-alat pendukung atau penunjang pelayanan pasien yang terabaikan dan kehabisan stok namun, meskipun sudah dikordinasikan dengan direktur rumah sakit tetapi sampai saat ini belum terpenuhi.

Peralatan kesehatan yang dimaksud seperti, alat cuci darah (dialysis machine), mesin teknologi yang menggunakan sinar X untuk kepala atau CT scan kepala, obat-obatan dan juga alat pendukung lainnya.

Lagi kata mereka, akibat dari tidak tersediannya peralatan penunjang bagi pasien yang sudah harus mencuci darah serta melakukan foto scan kepala, terpaksa harus dirujuk ke RS Bhayangkara demi mendapatkan pertolongan.

Kekurangan ini lantas membuat Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) provinsi Papua ikut bersuara.

Yerry Basri Maak, SH, selaku Ketua LSM yang bersama awak media ini datang langsung ke RSUD Dok ll guna memperoleh keterangan valid, setelah melihat dan mendengar sendiri berbagai keluhan pihak tenaga kesehatan ini, Yerry pun kembali bertanya-tanya.

Menurut Ketua LSM, RSUD Jayapura sebagai rumah sakit terbesar di Papua yang mana merupakan rumah sakit induk, rumah sakit rujukan yang dikelolah oleh pemerintah provinsi Papua tidak seharusnya membiarkan persoalan ini berlarut, sebab akan berdampak pada penanganan pasien, tentu resiko kematian tidak bisa di hindari.

” Saya meyakini bahwa, sejumlah persoalan yang terjadi menumpuk di RSUD Dok ll Jayapura ini ada selepas drg. Aloysius Giyai, M.Kes tidak lagi dipercayakan. Begitu pa dokter Aloysius diganti, perhatian pelayanan turun dratis, peralatan medis seperti yang disebutkan untuk cuci darah dan foto kepala tidak ada, bahkan menyangkut hak-hak tenaga perawat dan juga dokter seperti diabaikan,
ini jelas sangat di kuatirkan sekali,” kata Yerry.

Ketua LSM inipun ikut merespon harapan semua para tenaga perawat, baik dokter, suster, mantri dan pegawai kesehatan lainnya yang menginginkan sosok direktur seperti dokter Anthon Mote harus segera diganti dengan figur pemimpin yang sarat pengalaman, pengetahuan kepemimpinan dan selalu mau menjadi inspirasi serta teladan bagi bawahan yang dipimpinnya.

Bagi mereka para tenaga kesehatan ini, Aloysius Giyailah pemimpin yang sangat layak dan tidak perluh diragukan lagi. Sebagaimana telah terbukti di RSUD Jayapura kala itu Aloysius masih menjabat direktur, dan oleh ide cemerlangnya berbagai fasilitas serta sarana pembantu kerja medis bisa di datangkan.

Dengan melihat fakta yang ada, aktivis ini berharap agar DPRD melalui komisi C dengan perannya bisa segera merekomendasikan drg. Aloysius Giyai, M.Kes sebagai direktur RSUD Jayapura yang baru untuk menggantikan direktur Anthon Mote yang sedang menjabat.

” Dalam hal ini pihak DPRD komisi C bisa bersikap, bisa berkordinasi dengan sektretaris daerah (Sekda) yang sekarang merangkap plh gubernur, bapak Ridwan Rumasukun. Untuk secepatnya melantik bapak drg.Aloysius Giyai sebagai direktur rumah sakit umum daerah Jayapura, demi memulihkan kondisi pelayanan rumah sakit kembali indah dan dikagumi seperti duluh,” pinta Ketua LSM penuh harap. (Nando)